Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Rupiah Exchange Rate

  • Stocks & Rupiah Update Indonesia: Impact of Janet Yellen’s Statements

    Whereas the Indonesian rupiah is depreciating on Monday’s trading day (30/03), Indonesian stocks climb significantly. At 14:15 pm local Jakarta time, the benchmark stock index (Jakarta Composite Index) had gained 0.93 percent to 5,444.27 points. In line with other Asian markets, Indonesia’s stock index felt the positive impact of Fed Chief Janet Yellen’s statements on Friday (27/03). Yellen indicated in a speech in San Francisco that it is riskier to raise US interest rates too fast than to raise them too slowly.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah versus US Dollar; Faktor-Faktor yang Berperan

    Dalam beberapa hari terakhir dollar Amerika Serikat (AS) kembali mendapatkan momentum bullish dan menguat terhadap sebagian besar mata uang termasuk rupiah. Dollar AS berada di bawah tekanan setelah Federal Reserve memberikan sinyal - kontras dengan ekspektasi pasar - bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat karena prospek pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi AS belum ada di posisi yang diinginkan. Hal ini membuat aset pasar-pasar lebih menarik untuk jangka pendek. Namun, perkembangan ini tampaknya hanya berlangsung sebentar.

    Lanjut baca ›

  • Subsidized Gasoline Price Indonesia May Rise in April on Higher Oil Price

    The Indonesian government may raise the price of subsidized gasoline for April 2015 as the Indonesian Crude Price (ICP) rose through February and March from USD $52 per barrel to USD $57 per barrel based on data from the upstream oil & gas regulator SKK Migas. After the Indonesian government drastically reduced fuel subsidy spending at the start of 2015, subsidized gasoline prices are now set each month, in line with price fluctuations on the world market. For subsidized diesel the government provides a fixed IDR 1,000 per liter.

    Lanjut baca ›

  • Update Mata Uang Indonesia: Rupiah Menguat, Dollar Amerika Melemah

    Nilai tukar rupiah mengawali minggu ini dengan posisi kuat karena dollar Amerika Serikat (AS) melemah akibat ketidakjelasan mengenai waktu kenaikan suku bunga AS. Kontras dengan dugaan awal, meeting Federal Reserve yang terakhir (diadakan 17-18 Maret) mengindikasikan bahwa belum akan ada kenaikan suku bunga dalam waktu singkat di negara dengan ekonomi terbesar. Hal ini mendorong meningkatnya minat untuk aset-aset pasar negara berkembang. Apalagi, Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia berjanji akan menjaga stabilitas rupiah.

    Lanjut baca ›

  • Apa yang Mempengaruhi Performa Rupiah Minggu ini?

    Tampaknya, pesan Federal Reserve bahwa Fed masih menunda menaikkan suku bunga di Amerika Serikat (AS) hanya mengimplikasikan periode singkat pelemahan dollar AS terhadap mata uang Asia. Pada hari Jumat (20/03), rupiah melemah 0,51% menjadi Rp 13.124 per dollar AS menurut Bloomberg Dollar Index. Volatilitas tinggi pada saat ini juga merupakan akibat dari kebijakan berbeda yang diterapkan oleh berbagai bank sentral. Sementara Federal Reserve AS bertekad untuk lebih mengetatkan kebijakan moneternya, bank sentral di Jepang dan Eropa melakukan sebaliknya.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah & Saham Indonesia Menguat setelah Pertemuan Federal Reserve

    Saham di Indonesia dan nilai tukar rupiah menguat tajam pada hari Kamis (19/03) setelah Federal Reserve menunda menaikkan suku bunga acuannya dalam Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari yang berakhir pada hari Rabu (18/03) karena inflasi Amerika Serikat (AS) masih rendah sedangkan pertumbuhan ekonomi AS sedikit melambat. Bank sentral AS menberikan sinyal bahwa Fed tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga acuannya. Di sisi lain, Fed juga menghapuskan kata 'sabar' dari panduannya untuk suku bunga (yang berada dalam posisi paling rendah sejak akhir 2008).

    Lanjut baca ›

  • Pemerintah Indonesia Perangi Defisit Transaksi Berjalan

    Setelah serangkaian data ekonomi yang baik (terutama data tenaga kerja di Amerika Serikat) pasar menduga Federal Reserve akan menaikkan tingkat suku bunganya pada kuartal kedua atau ketiga tahun ini dan karenanya dollar Amerika Serikat (AS) dapat bullish momentum (hampir menjadi posisi tertinggi selama 11 tahun terakhir). Karena prediksi yield yang lebih tinggi di AS, modal kembali masuk ke negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini. Pada saat yang sama, hal ini menimbulkan kerugian besar pada mata uang di negara-negara berkembang, termasuk nilai tukar rupiah yang turun 6% terhadap dollar AS pada tahun ini.

    Lanjut baca ›

  • Penurunan Drastis Rupiah Indonesia: Jatuh ke Rp 13,200 per Dollar AS

    Di Indonesia, lampu sorot tetap tajam terfokus pada pelemahan drastis rupiah. Karena semakin berkembangnya spekulasi bahwa US Federal Reserve akan segera menaikkan tingkat suku bunga pinjamannya, aset-aset pasar berkembang (baik mata uang maupun saham) cenderung melemah. Walau sebagian besar mata uang Asia melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), rupiah lebih rentan karena Indonesia sedang mengalami defisit transaksi berjalan yang besar. Hal ini menginformasikan kepada para investor bahwa negara ini bergantung pada capital inflows dari negara-negara asing.

    Lanjut baca ›

  • Update Saham & Rupiah Indonesia: Penguatan USD Melanda Pasar

    Saham-saham Indonesia dan nilai tukar rupiah kena dampak negatif dari penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (09/03) setelah rilisnya US payrolls yang lebih kuat dari prediksi sebelumnya dan karenanya memperkuat dugaan bahwa US Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pinjaman acuannya pada bulan Juni. Terlebih lagi, pada minggu lalu, Gubernur bank sentral AS Janet Yellen telah memberikan sinyal kepada Konggres AS bahwa bank sentral AS mungkin akan mengurangi 'patient stance'. IHSG jatuh 1,25% ke 5.445,84 poin pada sesi perdagangan pertama di hari Senin (09/03).

    Lanjut baca ›

  • Analisis Rupiah dan Saham Indonesia: Volatilitas Pasar yang Tinggi

    Pemerintah Indonesia meneruskan perjuangan mereka untuk meringankan kekuatiran masyarakat tentang dampak dari rupiah yang lemah pada perekonomian Indonesia. Bahkan, Pemerintah menekankan bahwa rupiah yang lemah akan berdampak positif pada neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan karena produk-produk ekspor Indonesia menjadi lebih kompetitif. Selama satu minggu ini, rupiah melemah 1% terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sejak awal 2015, rupiah telah jatuh 4,4% terhadap dollar AS, karenanya menjadi salah satu mata uang di negara-negara berkembang Asia dengan performa terburuk di tahun ini.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Rupiah Exchange Rate

  • Analysis Global Market Volatility: Impact on Indonesia’s Rupiah

    Indonesia’s rupiah exchange rate and stocks opened stable on Wednesday (17/12) after two days marked by severe pressures on emerging market assets. By 11:30 am local Jakarta time, Indonesia’s rupiah was down 0.09 percent to IDR 12,736 per US dollar (according to the Bloomberg Dollar Index), while Indonesian stocks were up 0.41 percent by the same time. Yesterday, the rupiah nearly touched IDR 13,000 per US dollar (its lowest level since the Asian Financial Crisis in 1997-1998), before the central bank decided to support the currency.

    Lanjut baca ›

  • Global Risk Aversion: Indonesian Stocks & Rupiah Hit by Sell-Off in Asia

    Troubles continued on Tuesday (16/12) for emerging markets. Currencies and stocks in the Asia-Pacific were mostly down amid a significant interest rate hike by Russia’s central bank, falling oil prices, and expected weakening of China’s manufacturing activity. Indonesian stocks were down 1.81 percent to 5,014.53 points by 11:20 am local Jakarta time, while the rupiah had depreciated 0.88 percent to 12,825 per US dollar by the same time according to the Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia’s Rupiah at 6-Year Low; Expected to Weaken until Mid-2015

    Amid weakening emerging Asian currencies, Indonesia’s rupiah exchange rate touched a six-year low on Friday (12/12) after US consumer spending rose in November while US jobless claims fell (signalling a strong recovery in the world’s largest economy). Based on the Bloomberg Dollar Index, the rupiah depreciated 0.95 percent to IDR 12,467 per US dollar on Friday. Besides the impact of the US dollar’s bullish momentum, the rupiah also weakened on year-end US dollar demand from local companies for debt payments.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Rupiah Exchange Rate Rebounds from Six-Year Low

    Contrary to the previous trading day, most emerging Asian currencies strengthened against the US dollar on Tuesday (09/12) supported by the yen’s advance as falling oil prices dented risk appetite. Based on the Bloomberg Dollar Index, Indonesia’s rupiah appreciated 0.47 percent to IDR 12,331 per US dollar today. Despite local firms’ increased US dollar demand to settle debt before the year-end, market participants were happy to learn that Indonesia’s central bank is active in the foreign exchange market to guard the currency.

    Lanjut baca ›

  • Currency of Indonesia Update: Rupiah Exchange Rate Strengthens Slightly

    The Indonesia rupiah exchange rate appreciated slightly on Tuesday (02/12). By 12:50 pm local Jakarta time, the currency had appreciated 0.03 percent to 12,277 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index. Yesterday, Indonesia’s currency had depreciated to the lowest level since January 2014 after official government data showed that inflation had accelerated sharply, while exports contracted more than expected, implying that the country’s wide current account deficit remains troublesome.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Exchange Rate Update: Bank Indonesia Active in Market?

    The Indonesian rupiah exchange rate depreciated 0.09 percent to IDR 12,164 per US dollar on Tuesday (25/11) according to the Bloomberg Dollar Index. The performance is caused by local companies’ month-end US dollar demand as well as US dollar buying by Indonesia’s central bank. Although unconfirmed, it is speculated that the central bank is boosting its foreign exchange reserves ahead of a looming external shock triggered by higher US interest rates in the second or third quarter of 2015.

    Lanjut baca ›

  • Stock Market Update Indonesia: Rising 0.23% on Jokowi’s Inauguration

    Global Economy, IDX, IHSG, Indonesia Stock Exchange, Jakarta Composite Index, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, JISDOR, Rupiah, Rupiah Exchange Rate, US Economy, Wall Street, Jokowi, Joko Widodo, Federal Reserve,

    It was a good start of the week for the benchmark stock index of Indonesia (known as the Jakarta Composite Index, abbreviated IHSG). Various factors, both internal and external, managed to push the index higher on Monday (20/10). Externally, the IHSG was supported by positive Asian indices which responded to last week’s good US economic data (building permits, housing starts, and consumer sentiment). Moreover, the sharply appreciating Indonesian rupiah exchange rate made Indonesian assets more attractive.

    Lanjut baca ›

  • Concerns about the Global Economy also Hurt Indonesian Stocks

    In line with global stock indices, the benchmark index of Indonesia (Jakarta Composite Index, abbreviated IHSG) declined on Thursday’s trading day. Falling indices on Wall Street were a major concern to global investors as weak corporate and economic data may indicate that the economic recovery of the USA is not as structural as previously assumed. The NY empire state manufacturing index, US retail sales, US chain store sales, and US business inventories all weakened and ‘infected’ Asian stock indices, including the IHSG.

    Lanjut baca ›

  • Contrary to Global Trend Indonesian Stocks and Rupiah Strengthen

    Despite the fact that foreign investors continued to record net selling (IDR 216.9 billion) and despite mostly declining stock indices in Southeast Asia, the benchmark stock index of Indonesia (Jakarta Composite Index, abbreviated IHSG) rose 0.19 percent to 4,922.59 points on Tuesday’s trading day (14/10). The IHSG was particularly supported by rising consumer and manufacturing stocks. Indonesian stocks were also supported by the appreciating rupiah exchange rate.

    Lanjut baca ›

  • How Did Indonesian Stocks & Rupiah Perform in the Past Week?

    In line with the volatile performance of global stocks, led by indices on Wall Street, the benchmark stock index of Indonesia (Jakarta Composite Index, or abbreviated IHSG) showed a volatile performance over the past week. US stocks mostly declined - except for the sharp rebound on Wednesday after Federal Reserve minutes signalled no higher US interest rates anytime soon - on concerns about the global economy (particularly the Eurozone), looming higher US interest rates, and the appreciating US dollar (hurting US exports).

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag