Sejauh ini di tahun ini, Bank Indonesia (BI) merevisi kebijakan suku bunganya hanya sekali. Di Februari 2015, BI rate dipotong 25 basis poin menjadi 7,50% karena tekanan inflasi menurun. Meskipun begitu, karena pulihnya harga minyak global sejak awal tahun ini, biaya transportasi telah meningkat di beberapa bulan terakhir. Sementara itu, Ramadan (bulan puasa yang suci bagi umat Muslim) akan dimulai pada 17 Juni dan ini biasanya mendongkrak belanja konsumen, diikuti oleh perayaan Idul Fitri, dan karenanya menyebabkan tambahan tekanan inflasi di perekonomian Indonesia.

 Inflasi di Indonesia:

Bulan  Monthly Growth
          2013
 Monthly Growth
          2014
 Monthly Growth
          2015
Januari          1.03%          1.07%         -0.24%
Februari          0.75%          0.26%         -0.36%
Maret          0.63%          0.08%          0.17%
April         -0.10%         -0.02%          0.36%
Mei         -0.03%          0.16%          0.50%
Juni          1.03%          0.43%
Juli          3.29%          0.93%
Augustus          1.12%          0.47%
September         -0.35%          0.27%
Oktober          0.09%          0.47%
November          0.12%          1.50%
Desember          0.55%          2.46%
Total          8.38%          8.36%          0.42%

Sumber: BPS

Inflasi di Indonesia 2008-2014:

     2008    2009    2010    2011    2012    2013    2014
Inflationsi
(annual percent change)
    9.8     4.8     5.1     5.4     4.3     8.4     8.4

Sumber: Bank Dunia

Selain dari inflasi, lemahnya rupiah juga menimbulkan kekuatiran. Menjelang kenaikan suku bunga AS, kebanyakan mata uang menurun nilai tukarnya terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Meskipun begitu, rupiah lebih rentan karena perekonomian Indonesia telah dibebani oleh sejumlah data makroekonomi yang mengecewakan seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi dan defisit transaksi berjalan yang lebar. Secara umum, para pelaku pasar juga kecewa karena lambatnya belanja Pemerintah untuk pembangunan infrastruktur.

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar 3,75 miliar dollar AS di lima bulan pertama tahun 2015. Meskipun ini adalah sebuah perkembangan positif karena mengurangi defisit transaksi berjalan yang lebar, data perdagangan ini juga menunjukkan ekspor dan terlebih lagi impor telah menurun drastis selama satu tahun ini. Ini menunjukkan bahwa permintaan global telah menurun dan aktivitas perekonomian domestik telah melambat.

Nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) berada pada Rp 13.333 per dollar AS pada hari Selasa (16/06).

Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):

| Source: Bank Indonesia

Bahas