Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Inflation May 2015

  • Bank Indonesia Tak Ubah BI Rate pada 7,50% di Pertemuan Kebijakan Juni

    Sejalan dengan prediksi pasar, bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) tidak mengubah suku bunga acuannya (BI rate) yang tetap pada 7,50% di hari Kamis (18/06). Bank Indonesia tetap berkomitmen pada posisi moneternya yang relatif ketat dalam usaha melawa percepatan inflasi, membatasi defisit transaksi berjalan Indonesia yang lebar, dan mendukung rupiah yang sedang melemah. Bank sentral juga menetapkan tingkat fasilitas simpanan bank Indonesia (Fasbi) dan suku bunga lending facility masing-masing pada 5,50% dan 8,00%.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Diprediksi Tidak Akan Mengubah Tingkat Suku Bunga Pinjaman

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) diprediksi tidak akan mengubah tingkat suku bunganya pada pertemuan Dewan Gubernur yang akan dilaksanakan hari Kamis. Pada saat ini suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) berada pada 7,50%, fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) pada 5,50%, dan suku bunga lending facility pada 8,00%. Bank sentral tampaknya berkomitmen pada tingkat suku bunga yang relatif tinggi ini karena inflasi Indonesia telah naik menjadi 7,15% pada basis year-on-year (y/y) di bulan Mei, sementara rupiah menyentuh level terendah selama 17 tahun terakhir pada 9 Juni 2015.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Currency Update: Heavy Pressures on the Rupiah

    The Indonesian rupiah continues to be a cause for concern as the currency immediately depreciated heavily after trading opened on Monday (08/06). Based on the Bloomberg Dollar Index, the rupiah hit a new record-low of IDR 13,382 per US dollar in the post Asian Financial Crisis era at 9:10 am. Due to a lack of domestic and international positive sentiments only central bank intervention can support the country's ailing currency. Meanwhile, Indonesian stocks followed suit by declining 0.70 percent shortly after opening.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Rupiah Depreciates Further, No Positive Sentiments Yet

    The Indonesian rupiah continued to set a new record-low in the post Asian Financial Crisis era. Based on the Bloomberg Dollar Index, the rupiah depreciated 0.07 percent to IDR 13,290 per US dollar on Friday (05/06), the weakest level since 1998. A number of factors are responsible for this weak performance. These include higher bond yields, US dollar demand due to dividend repatriation and debt repayment, Indonesia’s high inflation, uncertainty about the Greek debt crisis and looming higher US interest rates.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Indonesia Mendekati Tingkat Terendah Sejak Hampir 17 Tahun

    Karena nilai rupiah Indonesia terus melemah pada hari Kamis (04/06), hampir menyentuh tingkat terendah selama 17 tahun, seorang pejabat bank sentral mencoba meringankan kekuatiran dengan menyatakan bahwa Bank Indonesia selalu ada di di pasar forex dan obligasi untuk memonitor pergerakan dan meringankan volatilitas. Pada hari Kamis pagi, bond yield, yang telah meningkat sejak Jumat (29/05), pada 8,198%. Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, rupiah telah melemah 0,11% menjadi Rp 13.245 pada pukul 11:10 WIB.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stock Market & Rupiah Update - Morning Trade 3 June 2015

    In line with other stock indices in Southeast Asia, Indonesia’s benchmark stock index (Jakarta Composite Index) has been weakening since the start of trading on Wednesday (03/06). Yesterday’s weakening indices on Wall Street, concern about rising bond yields, worries about the possibility of a default by debt-ridden Greece, and weak macroeconomic data from Indonesia have all contributed to the negative performance of Indonesian stocks so far today. By 11:15 am local time, the Jakarta Composite Index had fallen 1.42 percent.

    Lanjut baca ›

  • Inflation Update Indonesia: May Inflation Rises Beyond Expectation

    Inflation in Indonesia accelerated higher than expected in May 2015. Based on the latest data from Statistics Indonesia (BPS), announced today, Indonesia’s consumer price index rose to 7.15 percent (y/y) in May, from 6.79 percent (y/y) in the preceding month. The primary reason for higher inflation is rebounding oil prices thus causing higher prices at fuel pumps. As fuel subsidies have been largely cut at the start of 2015, the recent rising global oil prices now cause serious inflationary pressures in Indonesia.

    Lanjut baca ›

No columns with this tag

No business profiles with this tag