Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Export

  • Pemerintah Indonesia Menawarkan Keringanan Pajak demi Transaksi Berjalan

    Pada Mei 2015 Pemerintah Indonesia akan menawarkan keringanan pajak pada perusahaan-perusahaan yang mengekspor minimal 30% dari produksi mereka. Pada awal bulan ini, Presiden Indonesia Joko Widodo menandatangani sebuah paket kebijakan yang mencakup keringanan pajak untuk para eksportir dan juga keringanan pajak untuk perusahaan-perusahaan multinational yang bersedia mereinvestasi keuntungan di Indonesia daripada mengirimkan keuntungan dan dividen kepada para pemegang saham di luar negeri. Paket ini didesain untuk memperbaiki neraca perdagangan Indonesia (dan neraca transaksi berjalan).

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Expects to See an Improving Current Account in Q1-2015

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) expects that the country’s current account deficit has eased to 1.6 percent of gross domestic product (GDP) in the first quarter of 2015. This estimate is lower than the institution’s initial forecast of 2 percent of GDP. Main reason for this more optimistic view is that Indonesia experienced a USD $2.43 billion trade surplus in the first quarter of 2015. Particularly the unexpectedly-wide USD $1.13 billion trade surplus in March will manage to ease pressures on the country’s current account.

    Lanjut baca ›

  • Bullish Indonesian Rupiah after March Trade Surplus

    Over the past two days the Indonesian rupiah has performed strongly against the US dollar. The primary reason for this performance is Indonesia’s March trade surplus. On Wednesday (15/04), Statistics Indonesia announced that the country’s March trade surplus totaled USD $1.13 billion. This is Indonesia’s fourth straight monthly trade surplus and the highest one since December 2013. Moreover, the USD $1.13 billion March surplus was nearly twice the size that analysts had forecast previously.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Posts $1.1 Billion Trade Surplus in March 2015

    Statistics Indonesia (BPS) announced on Wednesday (15/04) that Indonesia posted a USD $1.13 billion trade surplus in March 2015, the country’s fourth straight monthly trade surplus, and almost twice the size that analysts had forecast earlier. Despite the monthly trade surplus being good news, data also showed that both Indonesian exports and imports contracted. Exports were down 9.8 percent (y/y) to USD $13.71 billion in March, while imports fell 13.4 percent (y/y) to USD $12.58 billion.

    Lanjut baca ›

  • Bank Dunia Memotong Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2015

    Di dalam Update Perekonomian Asia Timur dan Pasifik dari Bank Dunia, dirilis hari Senin (13/04), institusi yang bermarkas di Washington ini merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2% pada basis year-on-year (y/y) di 2015, menurun dari 5,6% di Update Bank Dunia sebelumnya. Penyebab utama penurunan proyeksi ini adalah performa ekspor Indonesia yang tetap lemah karena lambatnya perekonomian dunia, termasuk lemahnya permintaan dari Republik Rakyat Tionghoa (mitra dagang terbesar Indonesia). Sementara itu, konsumsi domestik Indonesia dibatasi tingkat suku bunga yang tinggi.

    Lanjut baca ›

  • Pemerintah Indonesia Fleksibel Mengenai Kewajiban Letter of Credit

    Karena ketidakjelasan menenai kewajiban letters of credit (L/C) yang baru ditetapkan, Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk bersikap fleksibel. Dimulai dari hari Rabu (01/04) para eksportir Indonesia dari empat komoditi kunci - batubaraminyak (inti) kelapa sawit, minyak & gas, dan bahan-bahan mineral - diharuskan menggunakan L/C untuk semua perjanjian ekspor. Kebijakan baru ini dibuat untuk meningkatkan pemasukan ekspor Indonesia dan meningkatkan pengawasan penjualan sumberdaya alam Indonesia. Kendati begitu, pengecualian sementara kini dimungkinkan terjadi.

    Lanjut baca ›

  • Units of Mitsubishi & L’Oreal Open Factories in Indonesia

    This week L’Oreal Indonesia opened its new factory in Cikarang (West Java), while Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia started construction of a new car manufacturing plant, in Cikarang as well. Both factories will produce products for the Indonesian market and the regional ASEAN market as well as non-ASEAN markets. The Indonesian government will be pleased to see these investment commitments as it is eager to increase exports from Southeast Asia’s largest economy in order to curb the wide current account deficit.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Bukukan Surplus Perdagangan $738 Juta USD di Februari

    Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada hari Senin (16/03) bahwa Indonesia membukukan surplus perdagangan sebesar 738,3 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada Februari 2015. Surplus perdagangan telah terjadi selama tiga bulan berturut-turut dan lebih besar dari prediksi bank sentral Indonesia (bank Indonesia) dan hasil polling Reuters yang memperkirakan bahwa suplus akan berada di kisaran 500-520 juta dollar AS. Surplus ini juga lebih besar dari surplus perdagangan di bulan pertama 2015 yang mencapai 709,4 juta dollar AS. Surplus di Februari terjadi terutama karena penurunan impor.

    Lanjut baca ›

  • Trade Balance Indonesia Update: BI Expects $500 Million February Surplus

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) expects that the country’s trade balance will show a USD $500 million surplus in February 2015 on the back of increased manufacturing exports, the higher price of crude palm oil, and lower oil imports. In January, Indonesia’s trade balance recorded a USD $710 million surplus, divided into a USD $748 million surplus in the non-oil & gas trade balance and a USD $38.6 million deficit in the oil & gas trade balance.

    Lanjut baca ›

  • Penurunan Drastis Rupiah Indonesia: Jatuh ke Rp 13,200 per Dollar AS

    Di Indonesia, lampu sorot tetap tajam terfokus pada pelemahan drastis rupiah. Karena semakin berkembangnya spekulasi bahwa US Federal Reserve akan segera menaikkan tingkat suku bunga pinjamannya, aset-aset pasar berkembang (baik mata uang maupun saham) cenderung melemah. Walau sebagian besar mata uang Asia melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), rupiah lebih rentan karena Indonesia sedang mengalami defisit transaksi berjalan yang besar. Hal ini menginformasikan kepada para investor bahwa negara ini bergantung pada capital inflows dari negara-negara asing.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Export

No business profiles with this tag