Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Rupiah

  • Pemerintah Indonesia Perangi Defisit Transaksi Berjalan

    Setelah serangkaian data ekonomi yang baik (terutama data tenaga kerja di Amerika Serikat) pasar menduga Federal Reserve akan menaikkan tingkat suku bunganya pada kuartal kedua atau ketiga tahun ini dan karenanya dollar Amerika Serikat (AS) dapat bullish momentum (hampir menjadi posisi tertinggi selama 11 tahun terakhir). Karena prediksi yield yang lebih tinggi di AS, modal kembali masuk ke negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini. Pada saat yang sama, hal ini menimbulkan kerugian besar pada mata uang di negara-negara berkembang, termasuk nilai tukar rupiah yang turun 6% terhadap dollar AS pada tahun ini.

    Lanjut baca ›

  • Buletin Berita Indonesia Investments 15 Maret 2015 Diterbitkan

    Pada 15 Maret 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletternya. Newsletter gratis ini, yang dikirim kepada para pelanggan sekali setiap minggunya, memuat berita-berita paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami di tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik membahas isu-isu ekonomi seperti analisis performa rupiah, prediksi neraca perdagangan Februari 2015, pemasukan dari industri batubara Indonesia, industri makanan dan minuman olahan, jalan tol Trans-Sumatra, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Prospek Pertumbuhan Industri Makanan & Minuman Indonesia Direvisi Menurun

    Omset di industri makanan dan minuman olahan diprediksi akan bertumbuh 4-5% pada basis year-on-year (y/y) pada kuartal pertama di 2015 dari periode yang sama di tahun lalu. Adhi Lukman, Ketua Umum dari Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), mengatakan bahwa faktor-faktor yang telah menghambat industri ini adalah penurunan subsidi bahan bakar, ekspor yang lambat, ketergantungan industri ini pada impor bahan mentah, melemahnya daya beli masyarakat karena rendahnya harga-harga komoditi, dan nilai tukar rupiah yang lemah.

    Lanjut baca ›

  • Penurunan Drastis Rupiah Indonesia: Jatuh ke Rp 13,200 per Dollar AS

    Di Indonesia, lampu sorot tetap tajam terfokus pada pelemahan drastis rupiah. Karena semakin berkembangnya spekulasi bahwa US Federal Reserve akan segera menaikkan tingkat suku bunga pinjamannya, aset-aset pasar berkembang (baik mata uang maupun saham) cenderung melemah. Walau sebagian besar mata uang Asia melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), rupiah lebih rentan karena Indonesia sedang mengalami defisit transaksi berjalan yang besar. Hal ini menginformasikan kepada para investor bahwa negara ini bergantung pada capital inflows dari negara-negara asing.

    Lanjut baca ›

  • Update Saham & Rupiah Indonesia: Penguatan USD Melanda Pasar

    Saham-saham Indonesia dan nilai tukar rupiah kena dampak negatif dari penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (09/03) setelah rilisnya US payrolls yang lebih kuat dari prediksi sebelumnya dan karenanya memperkuat dugaan bahwa US Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pinjaman acuannya pada bulan Juni. Terlebih lagi, pada minggu lalu, Gubernur bank sentral AS Janet Yellen telah memberikan sinyal kepada Konggres AS bahwa bank sentral AS mungkin akan mengurangi 'patient stance'. IHSG jatuh 1,25% ke 5.445,84 poin pada sesi perdagangan pertama di hari Senin (09/03).

    Lanjut baca ›

  • Newsletter Indonesia Investments Diterbitkan 8 Maret 2015

    Pada 8 Maret 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, dikirimkan kepada para pelanggan kami satu kali setiap minggunya, berisi berita-berita paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami selama tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik bekaitan dengan isu-isu ekonomi seperti analisis performa rupiah, update inflasi terakhir, kesederajatan gender di Indonesia, dampak pertumbuhan kredit yang melambat pada prospek resiko di sektor perbankan Indonesia, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Analisis Rupiah dan Saham Indonesia: Volatilitas Pasar yang Tinggi

    Pemerintah Indonesia meneruskan perjuangan mereka untuk meringankan kekuatiran masyarakat tentang dampak dari rupiah yang lemah pada perekonomian Indonesia. Bahkan, Pemerintah menekankan bahwa rupiah yang lemah akan berdampak positif pada neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan karena produk-produk ekspor Indonesia menjadi lebih kompetitif. Selama satu minggu ini, rupiah melemah 1% terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sejak awal 2015, rupiah telah jatuh 4,4% terhadap dollar AS, karenanya menjadi salah satu mata uang di negara-negara berkembang Asia dengan performa terburuk di tahun ini.

    Lanjut baca ›

  • Update Rupiah: Pemerintah Indonesia Mengatakan ‘Tidak Perlu Kuatir’

    Ketika nilai tukar rupiah jatuh di bawah batasan yang menguatirkan yaitu Rp 13,000 per dollar Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (05/03), baik Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa tidak perlu panik karena performa rupiah terhadap dollar AS masih sejalan dengan performa mata uang-mata uang lain terhadap dollar AS. Berdasarkan pada Bloomberg Dollar Index, nilai rupiah telah melemah 0,28% menjadi Rp 13,028 pada pukul 13:35 Waktu Indonesia Barat (WIB).

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah Update: Flat Performance on Tuesday

    While most Southeast Asian stock markets and emerging Asian currencies strengthened on Tuesday (03/03) on the back of a rebounding yen and - contrary to expectation - the decision of the Reserve Bank of Australia (RBA) to leave its cash rate a record low of 2.25 percent, Indonesian stocks and the rupiah performed rather flat. The benchmark Jakarta Composite Index fell 0.06 percent to 5,474.62 points, while the Indonesian rupiah rate appreciated 0.01 percent to IDR 12,969 according to the Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Dipengaruhi Pemotongan Suku Bunga Bank Sentral Cina

    Nilai tukar rupiah - sejalan dengan nilai tukar mata uang negara-negara berkembang lain di Asia - mengalami dampak negatif akibat pemotongan suku bunga di Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Menurut Bloomberg Dollar Index, nilai rupiah menurun 0,40% menjadi Rp 12,984 per dollar Amerika Serikat (AS) pada pukul 11:10 WIB pada hari Senin (02/03), sangat mendekati batasan yang menguatirkan yaitu Rp 13,000 per dollar AS. Pada hari Sabtu yang lalu (28/02), bank sentral RRT mengumumkan pemotongan suku bunga deposito (1 tahun) dan suku bunga pinjaman (1 tahun) sebanyak 25 point menjadi masing-masing 2,5% dan 3,5%.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Rupiah

Bisnis Terkait Rupiah