Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Bank Indonesia

  • Bank Indonesia Cuts Interest Rate (BI Rate) to 7.25% in January

    Although global media focus on the vicious terrorist attacks that occurred today in Jakarta, the country's central bank (Bank Indonesia) made a surprise move by cutting its key interest rate (BI rate) by 25 basis points to 7.50 percent at the January policy meeting. It is a surprise as Bank Indonesia emphasized repeatedly that it is primarily focused on rupiah stability while - amid severe market volatility (due to economic turmoil in China) - the rupiah remains under pressure.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Should Keep BI Rate at 7.50% due to Fragile Rupiah

    On Wednesday (13/01) Indonesia's central bank is set to start its monthly policy meeting. A novelty this year is that the monthly policy meetings of Bank Indonesia will take two days instead of one. Another interesting novelty is that Bank Indonesia invited Indonesia's Chief Economics Minister Darmin Nasution to attend the central bank's first policy meeting of 2016. Analyst opinions about whether Bank Indonesia has room to cut its relatively tight monetary policy are mixed.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia: Cadangan Devisa Meningkat pada Bulan Desember 2015

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) mengumumkan bahwa cadangan devisa negara ini telah meningkat tajam pada bulan Desember 2015. Pada akhir bulan terakhir tahun 2015 aset devisa tercatat sebesar 105,9 dollar Amerika Serikat (AS), naik dari 100,2 miliar dollar AS di bulan sebelumnya. Ini adalah hasil yang luar biasa karena ekonomi global dan domestik masih terganggu oleh ketidakpastian dan arus modal yang volatil (pada bulan Desember Federal Reserve akhirnya menaikkan Fed Fund Rate utamanya sebesar 25 poin basis).

    Lanjut baca ›

  • Survei Bank Indonesia: Konsumen Indonesia Lebih Optimis

    Kabar baik di awal tahun baru. Keyakinan konsumen di Indonesia telah meningkat pada bulan Desember 2015 menurut survei Bank Indonesia terbaru. Optimisme konsumen berarti konsumen lebih cenderung untuk membeli barang sehingga memberikan amunisi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi (konsumsi domestik menyumbang sekitar 55% dari total pertumbuhan ekonomi Indonesia). Porsi pendapatan yang digunakan oleh responden untuk konsumsi naik 0,6% pada basis month-to month (m/m) menjadi 69% dari pendapatan mereka.

    Lanjut baca ›

  • Update Mata Uang: Mengapa Rupiah Indonesia Mengalami Kenaikan?

    Rupiah Indonesia meneruskan penguatan yang luar biasa pada hari Selasa (22/12). Mata uang ini naik 0,98% menjadi Rp 13.672 per dollar Amerika Serikat (AS) pada pukul 11:10 Waktu Indonesia Barat (Bloomberg Dollar Index). Rupiah telah pulih dari level rendahnya pada Rp 14.123 per dollar AS pada hari Senin 14 Desember menjadi Rp 13.672 per dollar AS, naik 3,2% dalam waktu sekitar satu minggu. Ada beberapa hal yang menjelaskan kinerja yang luar biasa ini.

    Lanjut baca ›

  • Pertumbuhan Kredit di Indonesia Tidak Akan Mencapai Target Bank Indonesia

    Bank Indonesia memprediksi bahwa realisasi pertumbuhan kredit akan mencapai 9-10% pada basis year-on-year (y/y) di 2015, di bawah targetnya pada 11%-13% (y/y). Sampai dengan Oktober 2015 pertumbuhan kredit bank-bank di Indonesia mencapai 10,4%, melambat dari 11,1% di bulan sebelumnya. Juda Agung, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), mengatakan pertumbuhan kredit yang melambat sejalan dengan perlambatan ekonomi.

    Lanjut baca ›

  • Suku Bunga Bank Indonesia Tidak Berubah di 7,50%

    Bank Indonesia, bank sentral dari negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) pada 7,50% pada pertemuan kebijakan di bulan Desember pada hari Kamis (17/12). Sementara itu, fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) tidak berubah pada 5,50% dan fasilitas pinjaman di 8,00%. Ini adalah bulan kesepuluh berturut-turut Bank Indonesia tidak mengubah suku bunganya (pada bulan Februari 2015 bank sentral memangkas BI rate sebesar 0,25%).

    Lanjut baca ›

  • Foreign Exchange Reserves Indonesia Fall Slightly in November

    The foreign exchange reserves of Indonesia fell slightly in November. According to the latest data from Indonesia's central bank (Bank Indonesia) the reserves stood at USD $100.24 billion at end-November, down from USD $100.7 billion at the end of the preceding month. The reserves fell on foreign exchange receipts, public foreign debt payments and the central bank's efforts to stabilize the rupiah exchange rate.

    Lanjut baca ›

  • Asian Development Bank Cuts Forecast for Economic Growth Indonesia

    The Asian Development Bank (ADB) lowered its forecast for economic growth in Indonesia to 4.8 percent year-on-year (y/y) in 2015 and to 5.3 percent (y/y) in 2016 from previously 4.9 percent (y/y) and 5.4 percent (y/y), respectively. In its latest report on Indonesia, the ADB cited that problems related to budget disbursement and the nation’s weak export performance were the main factors to cut its growth projection for Indonesia - for both 2015 and 2016 - by 0.1 percentage point. In September 2015, the ADB had already cut its growth forecast for Indonesia on the back of negative effects of China’s economic slowdown.

    Lanjut baca ›

  • Consumer Confidence in Indonesia Turns Positive in November

    The latest consumer survey of Indonesia's central bank (Bank Indonesia) indicates that consumer confidence in Indonesia has improved - turning pessimism into optimism - in November on expectations of better economic conditions. Bank Indonesia's consumer confidence index, which is based on 1,700 household respondents in six major cities in Indonesia, rose to 103.7 points in November from 99.3 points in the preceding month. A reading below 100.0 signals that consumers are pessimistic.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Bank Indonesia

Bisnis Terkait Bank Indonesia