Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Agus Martowardojo

  • Indonesian GDP Growth and Inflation Expected to Slow further

    The pace of economic growth of Indonesia is expected to remain below five percent year-on-year (y/y) in the second quarter of 2015 according to Reuters poll involving 22 analysts. In fact, the poll shows that further slowing economic growth is expected. In the first quarter of 2015, Indonesia’s economic growth came at 4.71 percent (y/y), the weakest growth pace in six years. According to the poll, analysts see a gross domestic product (GDP) growth rate of 4.61 percent (y/y) in the second quarter of 2015.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Melemah Melewati Level Rp 13.400 per Dollar

    Rupiah kembali menyentuh batasan psikologis Rp 13.400 per dollar Amerika Serikat (AS). Menurut Bloomberg Dollar Index, mata uang Indonesia telah melemah 0,22% menjadi Rp 13.405 per dollar AS pada pukul 11:22 WIB pada hari Kamis (23/07), sebuah level yang terakhir disentuh rupiah saat Indonesia masih kena dampak Krisis Finasial Asia pada tahun 1998. Melewati batasan psikologis ini bisa berarti bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) akan kembali mengintervensi untuk mendukung rupiah dalam rangka melindungi kepercayaan terhadap rupiah.

    Lanjut baca ›

  • Indeks Harga Konsumen Indonesia: Inflasi Juli Terkendali

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memprediksi melihat inflasi Indonesia di bulan Juli dalam cakupan 0,46 - 0,60% pada basis month-on-month (m/m). Inflasi di Indonesia selalu memuncak pada bulan Juni, Juli dan Agustus karena peningkatan belanja konsumen karena perayaan Ramadan & Idul Fitri dan juga awal tahun ajaran baru. Pada awal bulan ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowadojo mengatakan bahwa inflasi tahunan diprediksi untuk turun di bawah 7% di bulan Juli, dari 7,26% (y/y) di bulan Juni.

    Lanjut baca ›

  • Update Rupiah Indonesia: Dekat dengan Rp 13.400 per Dollar AS

    Menurut Bloomberg Dollar Index, rupiah terus melemah pada hari Senin (20/07). Mata uang Indonesia melemah 0,31% menjadi Rp 13.395 per dollar Amerika Serikat (AS), level terlemahnya sejak 1998 waktu negara ini dilanda oleh Krisis Finansial Asia. Sementara itu, aktivitas Bank Indonesia masih terbatas sampai hari Rabu (22/07) karena libur umum (perayaan Idul Fitri), menyebabkan bank sentral untuk sementara tidak mempublikasikan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR).

    Lanjut baca ›

  • IMF Memotong Proyeksi Global; BI Memprediksi Pertumbuhan Datar di Kuartal II

    International Monetary Fund (IMF) memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2015 menjadi 3,3% pada basis year-on-year (y/y), dari 3,5% (y/y) sebelumnya, karena musim dingin yang keras mempengaruhi Amerika Serikat (AS) dan sejalan dengan itu menarik turun pertumbuhan global. Di kuartal 1 tahun 2015, perekonomian AS berkontraksi 0,2% (y/y). Terlebih lagi, kekacauan di Yunani dan Republik Rakyat Tiongkok menyebabkan volatilitas yang besar dalam pasar keuangan global, lembaga yang bermarkas di Washington ini menyatakan dalam sebuah update World Economic Outlook (WEO) pada hari Kamis (09/07).

    Lanjut baca ›

  • Effects of Possible Greek Exit from Euro on Indonesia’s Economy

    Agus Martowardojo, Governor of Indonesia’s central bank (Bank Indonesia), predicts that the current economic turmoil in the Eurozone, caused by the Greek debt crisis, will impact on the stability of developing countries, including Indonesia. Although in terms of both trade and investment there should not be a real impact originating from Greek turmoil, the perception of macroeconomic stability will be somewhat hit on the back of global uncertainty. In line with most markets, Indonesian stocks and the rupiah weakened on Monday (06/07).

    Lanjut baca ›

  • Perekonomian Indonesia: Revisi Pertumbuhan PDB, Kredit & Rupiah

    Pemerintah Indonesia merevisi target pertumbuhan perekonomian 2015. Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menyatakan pada hari Jumat (03/07) bahwa target Pemerintah yang sebelumnya 5,8% pada basis year-on-year (y/y) terlalu tinggi dan tidak realistis mengingat konteks perekonomian internasional dan domestik yang tidak kondusif. Pemerintah merevisi turun target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2015 menjadi 5,2% (y/y). Djalil mengatakan bahwa perekonomian global diproyeksi untuk bertumbuh 2,9% (y/y) di 2015 dari perkiraan awal 3,5% (y/y).

    Lanjut baca ›

  • Ekspor Indonesia: Obama Menandatangani Generalized System of Preference

    Salah satu alasan mengapa ekspansi perekonomian Indonesia telah melambat di beberapa tahun terakhir adalah karena performa ekspor yang lemah. Akibat melambatnya pertumbuhan perekonomian global, terutama melambatnya pertumbuhan di Republik Rakyat Tiongkok (salah satu mitra dagang utama Indonesia), permintaan global untuk komoditi dan produk lain telah menurun. Indonesia, sebuah negara eksportir komoditi penting, segera merasakan dampak dari jatuhnya permintaan.

    Lanjut baca ›

  • Asumsi Ekonomi Indonesia: PDB, Rupiah, Ekspor, Minyak & Gas

    Pihak berwenang Indonesia, yaitu Pemerintah dan bank sentral (Bank Indonesia), mengumumkan sejumlah asumsi makroekonomi yang direvisi untuk 2015 dan 2016. Mungkin yang paling penting adalah bahwa asumsi pertumbuhan perekonomian Indonesia di 2016 telah diturun pada cakupan 5,5-6,0% pada basis year-on-year (y/y), turun dari asumsi sebelumnya yaitu 5,8-6,2% (y/y). Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro juga menyatakan bahwa Pemerintah akan mengasumsikan rupiah pada Rp 13.000-13.400 per dollar Amerika Serikat (AS) untuk tahun 2016.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Sees Currency War Unfolding over the Next 3 Years

    Indonesia's central bank (Bank Indonesia) is well aware of the continuation of the "currency war" as a side-effect of further monetary tightening in the USA. Bank Indonesia Governor Agus Martowardojo said on Monday (08/06), quoted by state news agency Antara, that he sees a currency war continuing over the next three years provided that the Federal Reserve starts to tighten its monetary approach gradually. Markets expect the Fed to raise US interest rates in September 2015.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Agus Martowardojo

  • Government: Indonesia's Economic Growth Will Not Reach 7 Percent in 2014

    Various high government officials, including president Susilo Bambang Yudhoyono, Finance minister Agus Martowardojo and National Development Planning minister Armida Alisjahbana stated that Indonesia's economy is estimated to grow between 6.3 and 6.8 percent in 2014. Its main economic pillars of support are thought to be (foreign and domestic) investments, domestic consumption, and government expenditure. Poverty is targeted to be reduced to ten percent of the population.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Parliament Approves Agus Martowardojo as Central Bank Governor

    Current Finance minister Agus Martowardojo is approved by Indonesia's Parliament (DPR) to replace Darmin Nasution as governor of Indonesia's central bank (Bank Indonesia) in May 2013. Martowardojo, who has been active in banking for over two decades and had a successful term as head of state-controlled Bank Mandiri, was finance minister since May 2010 after taking over from Sri Mulyani, who was pressured out of Indonesian politics.

    Lanjut baca ›

  • Agus Martowardojo Nominated for Governor of Indonesia's Central Bank

    President Susilo Bambang Yudhoyono has nominated Agus D.W. Martowardojo, currently serving as Finance minister, to replace Darmin Nasution as governor of Bank Indonesia, Indonesia's central bank. Nasution, who has been governor since September 2010, will see his term end in May this year. To become the next governor, Martowardojo still needs approval of Indonesia's House of Representatives (DPR), and that might be a bottleneck.

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag