Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Indonesia Stock Exchange

  • Asian Stocks Rebound; Bank Indonesia's Policy Meeting in Focus

    In line with other Asian stock indices, Indonesia's benchmark Jakarta Composite Index rebounded sharply on Tuesday (17/11), boosted by the performance on Wall Street overnight where the major indices rose more than one percent. Positive sentiments are caused by a big jump in oil prices, while worries about the negative impact of the terrorist attack in Paris proved unfounded. By 11:55 am local Jakarta time, the Jakarta Composite Index was up 1.59 percent to 4,512.64 points. Meanwhile, the Indonesian rupiah had appreciated 0.12 percent to IDR 13,732 per US dollar by the same time (Bloomberg Dollar Index).

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Stock Exchange: Investigation into Sekawan Intipratama Ongoing

    The Indonesia Stock Exchange (IDX) will complete its investigation into the alleged fictitious trading of coal mining firm Sekawan Intipratama's shares later this week. Results will be presented to the Financial Services Authority (OJK). The case led to the one-day suspension of trading activity of three Indonesian brokerages (Danareksa Sekuritas, Reliance Securities, and Millenium Danatama Sekuritas) on Wednesday 11 November on claims that they manipulated the miner's shares. Trading in shares of Sekawan Intipratama has been suspended since 9 November after the firm's shares tumbled 64.68 percent in a two-week period.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Stock Market Update: Asian Markets down after Paris Terrorist Attacks

    On the first trading day after the terrorist attacks in Paris (leaving 129 people dead and hundreds injured), stocks declined in Asia as investors are cautious. Although markets had one weekend to digest the news, it is still expected that the tragedy in Paris will cause a sharp yet short-term impact on global equity markets. Apart from terrorism, volatile oil prices as well as concern about China's economy and uncertainty about the timing of a US interest rate hike continue to plague markets.

    Lanjut baca ›

  • Kejatuhan Saham di Seluruh Dunia; Apa Faktor-Faktor yang Menyebabkannya?

    Di seluruh dunia, indeks-indeks saham jatuh karena kekuatiran berkepanjangan mengenai rendahnya harga komoditi (terutama karena harga minyak mentah menurun ke level terendah selama 2 bulan terakhir dan mungkin mulai kembali mendekati level 40 dollar AS), kekuatiran mengenai perlambatan pertumbuhan kredit di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), sementara pasar juga bersiap-siap untuk kemungkinan kenaikan suku bunga AS di bulan Desember (sebuah tindakan yang akan memicu capital outflows dari aset-aset negara berkembang yang lebih berisiko). Bulan ini pasar berada di bawah tekanan jual yang besar setelah mengalami reli di bulan Oktober.

    Lanjut baca ›

  • Saham Asia di Zona Merah, Indonesia Melawan Tren

    Saham-saham Asia menghadapi tekanan pada hari Jumat (13/11) karena rendahnya harga minyak dan meningkatnya perkiraan bahwa Federal Reserve akan menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin di bulan Desember. Saham-saham sumberdaya alam menarik turun indeks-indeks saham di Australia, Hong Kong dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) lebih dari 1%. Kendati begitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), melawan tren di Asia, telah naik 0,51% menjadi 4.485,12 poin pada pukul 10:20 WIB kendati indeks-indeks Asia yang ada di zona merah. Sementara itu, dollar AS menguat terhadap mata uang Asia namun tidak setajam perkiraan sebelumnya.

    Lanjut baca ›

  • Bursa Efek Indonesia Mencabut Pembekuan Aktivitas Perdagangan Danareksa, Reliance & Millennium

    Aktivitas perdagangan dari tiga broker - Danareksa Sekuritas, Reliance Securities, dan Millenium Danatama Sekuritas - telah diaktifkan kembali oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis (12/11). Sehari sebelumnya, aktivitas perdagangan broker-broker ini telah dibekukan karena adanya klaim bahwa perusahaan tersebut terlibat dalam perdagangan fiktif, bernilai sekitar Rp 350 miliar, berkaitan dengan saham perusahaan pertambangan batubara Sekawan Intipratama yang terdaftar di BEI. Ketiga broker ini dituduh memanipulasi saham perusahaan tambang ini.

    Lanjut baca ›

  • Saham-Saham Asia Diperkirakan di Bawah Tekanan pada Hari Kamis

    Saham-saham di Asia diprediksi akan berada di bawah tekanan hari ini karena harga minyak mentah turun 2,9% semalam setelah American Petroleum Institute menerbitkan sebuah laporan yang menyatakan suplai minyak Amerika Serikat (AS) bertambah secara tak terduga sebesar 6,3 juta barel. Harga komoditi lain juga turun setelah penerbitan data output industri yang jatuh dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada hari Rabu. Kendati begitu, dengan penjualan ritel RRT yang positif di bulan Oktober (kenaikan terkuat pada tahun ini) sedikit kemungkinan akan terjadi stimulus besar baru dari pihak berwenang RRT.

    Lanjut baca ›

  • Stock Market & Rupiah Update Indonesia: China and Fed in Spotlight

    Indonesia's benchmark Jakarta Composite Index climbed 0.01 percent to 4,451.59 points on Wednesday (11/11) despite foreign investors recording a net sell of IDR 614.4 billion (approx. USD $45.5 million). Uncertainty persists in the global economy as more macroeconomic data from China signal weaknesses in the world's second-largest economy. Growth in output from China's factories declined to a six-month low in October (missing expectations), following earlier disappointing trade and inflation data. On the other hand, it triggers hope that Beijing will step up stimulus measures.

    Lanjut baca ›

  • Saham & Rupiah Indonesia: Tekanan Karena Inflasi RRT & Kenaikan Fed Rate

    Kebanyakan indeks saham di Asia jatuh pada perdagangan hari Selasa (10/11) karena kekuatiran bahwa kemacetan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berdampak negatif pada laju pertumbuhan ekonomi global, sedangkan pasar bersiap-siap menghadapi ancaman kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) sebelum akhir tahun. Terlebih lagi, sentimen-sentimen di Asia Tenggara tidaklah positif karena mayoritas laporan pendapatan kuartal 3 tahun 2015 tidaklah memuaskan. Bila dikombinasikan, hal ini memicu peralihan ke aset-aset yang lebih aman. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 1,08% menjadi 4.451,05 poin.

    Lanjut baca ›

  • Stock Market & Rupiah Update Indonesia: Mixed Opening on Monday Morning

    Shares in the Asia-Pacific were mixed after opening on Monday (09/11). While, Japanese shares touched a fresh 2.5 month high on a weaker yen and Chinese shares went up (despite disappointing trade data), shares in Indonesia, South Korea and Australia were down. Indonesia's benchmark Jakarta Composite Index fell approximately 0.50 percent after opening on Monday, while the Indonesian rupiah had depreciated 0.83 percent to IDR 13,676 per US dollar by 09:16 am local Jakarta time.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Indonesia Stock Exchange

  • IPO & Rights Issue Indonesia: Kresna Graha, Mega Manunggal & Bess Finance

    Several Indonesian companies decided to delay their initial public offering (IPO) on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2014 due to great political uncertainties brought about by Indonesia’s ‘political year’ (legislative and presidential elections). Moreover, sluggish global economic growth, slowing domestic growth as well as the scrapping of the Federal Reserve’s quantitative easing program impacted on investors’ confidence. Therefore, only 20 companies conducted an IPO last year. This year we should see more IPOs in Indonesia.

    Lanjut baca ›

  • Stocks and Rupiah Update Indonesia: A Vicious Downward Spiral?

    Both Indonesian stocks and the rupiah continued to slide on Thursday (04/06) and seem to be caught in a vicious downward spiral brought about by both domestic and international factors. Indonesia’s benchmark stock index (Jakarta Composite Index) fell 0.68 percent to close at a five-week low of 5,095.82 points, while the rupiah depreciated 0.39 percent to IDR 13,281 per US dollar (Bloomberg Dollar Index), a level last seen in the late 1990s when the country was plagued by the Asian Financial Crisis.

    Lanjut baca ›

  • Stocks & Rupiah Indonesia: Inflation and US GDP Cause Mixed Performance

    On the first trading day of the new week, both Indonesian stocks and the rupiah moved more-or-less sideways. Generally, indices in Southeast Asia were mixed as positive external sentiments were offset by local negative sentiments. In the case of Indonesia, negative local sentiments stemmed from the higher-than-estimated inflation figure in May and continued contraction of the manufacturing industry. Positive market sentiments stemmed from the USA where GDP growth was revised to minus 0.7 percent in Q1-2015.

    Lanjut baca ›

  • Stocks & Rupiah Indonesia Update: Weak Performance Past Week

    Most stock markets and currencies in Southeast Asia weakened on Friday (29/05), including Indonesia’s benchmark Jakarta Composite Index and the rupiah. The Jakarta Composite Index fell 0.40 percent to 5,216.38 points, while the rupiah depreciated 0.01 percent to IDR 13,224 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index. Over the past week, Indonesian stocks and the rupiah weakened primarily due to the Greek debt crisis, looming higher US interest rates and the lack of positive domestic factors.

    Lanjut baca ›

  • Perusahaan Diprediksi Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia di 2015

    Prospek untuk penawaran saham perdana (IPO) di Indonesia positif pada 2015, atau, setidaknya lebih positif dibandingkan tahun 2014 yang merupakan ‘tahun politik’ Indonesia (karena pemilihan legislatif dan presiden) sehingga menyebabkan ketidakjelasan di pasar akibat kondisi politik. Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi negara yang melambat dan ancaman capital outflow yang disebabkan oleh prediksi pengetatan moneter lebih lanjut di AS sebelum akhir tahun, telah membuat para pelaku pasar berhati-hati. Bursa Efek Indonesia (BEI) memprediksi total 32 pendaftaran baru di 2015, naik dari 20 di tahun lalu.

    Lanjut baca ›

  • Update Pasar Indonesia: Mengapa Saham Menguat tapi Rupiah Melemah?

    Sejalan dengan indeks lain di Asia, saham Indonesia naik pada hari Selasa (26/05). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,62% menjadi 5.320,90 poin. Sentimen-sentimen positif tidak berasal dari Amerika Serikat (AS) karena pasar saham AS ditutup kemarin karena hari libur namun terutama berasal dari Republik Rakyat Tionghoa (RRT) yang badan perencanaan perekonomiannya mengumumkan akan mengimplementasikan sejumlah kebijakan baru dalam usaha mendongkrak perekonomian yang lambat. Kendati begitu, rupiah melemah 0,25% menjadi Rp 13.220 per dollar AS berdasarkan Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

  • How Will Global Uncertainties Impact Indonesian Markets?

    For a good portion of this year, the stock market in Indonesia has been met with selling pressure. There is a reasonable basis for this, as we have seen some disappointments in corporate earnings that have led some of the biggest names in the country to trade lower. But there are external events at work, as well. And some of these factors might not be readily apparent to many regional investors. One of these is the sovereign debt situation in the Eurozone.

    Lanjut baca ›

  • Indeks Harga Saham Gabungan: Saham Indonesia ke Arah Mana?

    Pasar saham di Indonesia telah menjadi sangat tidak stabil dalam minggu-minggu terakhir, dan ini telah membuat banyak investor menduga-duga apakah rally yang dimulai pada Oktober lalu masih dapat bertahan dan bisa dilanjutkan. Minggu lalu, MSCI Indonesia Index (yang diperdagangkan dengan simbol saham EIDO) mengalami kejatuhan besar - dari posisi yang jauh di atas batas 6.500 menjadi di bawah batas 6.000. Dari perspektif persentase, gerakan seperti ini bisa menyebabkan kerugian yang signifikan untuk mereka yang membeli saham-saham Indonesia saat harganya masih ada pada level tingkat atas.

    Lanjut baca ›

  • Laporan Pendapatan Perusahaan Indonesia Tahun Fiskal 2014

    Laporan-laporan pendapatan perusahaan yang dipilih (mencakup laba bersih dan pendapatan untuk tahun fiskal 2014) dari perusahaan-perusahaan Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) disediakan di bawah ini. Perusahaan-perusaahaan ini dibagi dalam kategori sektor: (1) pertanian dan pertambangan, (2) industri dasar dan kimia, (3) macam-macam industri, (4) barang konsumsi, (5) properti dan real estate, (6) infrastruktur, peralatan dan transportasi, (7) keuangan, dan (8) perdagangan, jasa dan investasi.

    Lanjut baca ›

  • Penawaran Umum Perdana di Indonesia: Mitra Keluarga Karyasehat

    Mitra Keluarga Karyasehat, operator rumah sakit dan unit usaha dari Grup Kalbe, menargetkan untuk meraup Rp 4,2 trilliun dalam penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Maret 2015. Perusahaan ini akan menawarkan 261,9 juta saham, setara dengan 18% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Lima persen dari total saham ini adalah saham baru, sementara 13% adalah saham didivestasi private equity firm Lion Investment Partners.

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag