Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Jakarta Composite Index

  • Stock Market Update: Global Turmoil Plagues Indonesian Stocks & Rupiah

    Indonesian stocks and the rupiah continued to weaken on the first trading day of the week, especially due to negative global market sentiments. China’s Shanghai Composite Index tumbled a staggering 8.48 percent on Monday (27/07), its worst daily percentage fall since February 2007. Furthermore, Wall Street closed broadly lower on Friday (24/07) for the fourth straight day. Meanwhile, the Indonesian rupiah continued to depreciate against the US dollar, making Indonesian assets unattractive to foreign investors.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia’s Higher Import Duties Create Additional Pressure on Stocks

    Indonesia’s decision to raise import tariffs for food, cars, clothes as well as various other consumer goods put additional downward pressure on Indonesian stocks on the last trading day of the week (24/07). Those listed companies (retailers) that rely on imported goods saw their shares tumble as a consequence of the higher import tariffs. The Indonesian Finance Ministry raised import duties for consumer goods between 10 and 150 percent (depending on product) in a bid to boost the country’s consumer goods industry and curtail imports.

    Lanjut baca ›

  • Stock Market & Rupiah Update Indonesia: Slipping & Sliding on Friday

    It is expected to be another difficult day for Indonesian stocks and the rupiah as there are few to none positive market sentiments that can support these assets on today’s trading day. Wall Street closed lower on Thursday (23/07) for the third consecutive day on disappointing financial results of several big companies, dragging down indices in the East. Commodity indices continue to fall (oil returning to bear market on resilient US output and rising OPEC supply). Meanwhile, sharp rupiah depreciation makes investors nervous.

    Lanjut baca ›

  • Pasar Saham & Finansial Indonesia Dibuka Kembali Setelah Libur Idul Fitri

    Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimulai kembali pada hari Rabu (22/07) setelah libur Idul Fitri selama 4 hari berakhir. Segera setelah dibuka, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,50% karena optimisme para investor mengenai performa terkini yang baik dari pasar saham global setelah Yunani yang terbeban hutang mencapai kesepakatan dengan para koordinator internasionalnya sementara guncangan di saham Republik Rakyat Tiongkok (RRT) memudar.

    Lanjut baca ›

  • Penawaran Saham Perdana Binakarya Jaya Abadi di Bursa Efek Indonesia

    Pada hari Selasa (14/07), perusahaan konstruksi dan pengembang properti Binakarya Jaya Abadi menjadi perusahaan ke-11 yang didaftarkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di 2015. Perusahaan ini menawarkan 150 juta saham, 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dengan harga penawaran Rp 1.000 per saham, mengumpulkan Rp 150 miliar. Kendati sentimen pasar lemah, saham perusahaan ini naik 50% dalam debut perdagangannya di BEI. RHB OSK Securities adalah underwriter untuk IPO ini.

    Lanjut baca ›

  • Saham Indonesia Meningkat karena Yunani; Rupiah Melemah karena Fed Hike

    Sejalan dengan tren global, saham Indonesia terus naik pada Selasa (14/07). Kebanyakan indeks-indeks saham (di seluruh dunia) terus bergerak dalam wilayah hijau setelah Yunani yang dibebani banyak hutang mencapai kesepakatan dengan kreditor internasionalnya - setelah pertemuan darurat selama 17 jam - untuk sebuah paket penghematan yang akan tetap mempertahankan Yunani di dalam zona euro. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah naik 0,60% menjadi 4.923,36 poin pada pukul 11:45 WIB pada hari Selasa.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah Down on GDP Growth Concern & China Turmoil

    Indonesian stocks and the rupiah weakened further on Wednesday (08/07) due to the continuing fall of Chinese stocks (raising concerns about global economic growth) and the downward revision of the World Bank and Asian Development Bank (ADB)’s economic growth forecasts for Indonesia in 2015. Furthermore, global uncertainty brought about by the looming Greek exit (Grexit) from the euro continues to plague markets worldwide and makes investors prefer to wait for more certain times.

    Lanjut baca ›

  • Effects of Possible Greek Exit from Euro on Indonesia’s Economy

    Agus Martowardojo, Governor of Indonesia’s central bank (Bank Indonesia), predicts that the current economic turmoil in the Eurozone, caused by the Greek debt crisis, will impact on the stability of developing countries, including Indonesia. Although in terms of both trade and investment there should not be a real impact originating from Greek turmoil, the perception of macroeconomic stability will be somewhat hit on the back of global uncertainty. In line with most markets, Indonesian stocks and the rupiah weakened on Monday (06/07).

    Lanjut baca ›

  • Saham & Rupiah Indonesia Melemah karena Hasil Referendum Yunani

    Seperti yang telah diprediksi saham-saham Indonesia dan juga rupiah melemah pada pembukaan perdagangan di hari Senin pagi (06/07). Performa ini sejalan dengan arah pasar-pasar lain di Asia. Alasan utama di balik performa ini adalah hasil dari referendum Yunani, diadakan pada hari Minggu (05/07), yang menunjukkan bahwa para pemilih Yunani sangat menolak rencana-rencana reformasi yang dituntut oleh para kreditor internasionalnya. Ini secara serius membahayakan masa depan Yunani di zona euro.

    Lanjut baca ›

  • Ancaman Keluarnya Yunani dari Zona Euro: Aset Indonesia Relatif Stabil

    Meskipun Indonesia dianggap sebagai salah satu perekonomian Asia yang sangat rentah terhadap keluarnya Yunani dari zona euro (Greek exit/Grexit), saham dan rupiah Indonesia tidak melemah sebanyak aset-aset pasar negara berkembang lainnya pada hari Senin (29/06), hari perdagangan pertama setelah hancurnya pembicaraan antara Yunani, yang dibebani banyak hutang, dengan para kreditor internasionalnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 0,82% menjadi 4.882,59 poin sementara rupiah melemah 0,24% menjadi Rp 13.339 per dollar AS (Indeks Bloomberg).

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Jakarta Composite Index

  • Indonesian Stocks and Rupiah Exchange Rate Drop on Tuesday

    Indonesian Stocks and Rupiah Exchange Rate Drop on Tuesday

    Various factors contributed to the 2.30 percent decline of the Jakarta Composite Index (IHSG) on Tuesday (26/11). The index in fact fell below its support level. What were the main reasons for this weak performance? Firstly, the Indonesian rupiah exchange rate has been depreciating severely and causes concerns among market players. Secondly, most Asian stock indices fell as valuations climbed high and the Japanese Yen strengthened. Thirdly, European stock openings on Tuesday were weak. All these reasons together led to foreign net selling.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Stock Exchange Today: Slight Gain as Investors Stay Cautious

    The Jakarta Composite Index (Indonesia's benchmark stock index, abbreviated IHSG) made a positive start on Monday (25/11). Investors were confident amid today's rising indices throughout Asia, brought on by the record breaking Dow Jones Index on Wall Street at the end of last week. However, this market optimism failed to provide a significant boost to the IHSG as the Indonesian rupiah exchange rate continued its downward spiral. The IHSG was up 0.39 percent to 4,334.80 points at the end of Monday's trading day.

    Lanjut baca ›

  • Market Insecure about Future of QE3; IHSG Extends Losing Streak on Friday

    On the last day of the trading week (22/11), Indonesia's benchmark stock index (IHSG) fell 0.19 percent to 4,317.96 points thereby extending its losing streak to three days as investors remain concerned about the looming end - or at least winding down - of the Federal Reserve's monthly USD $85 billion bond buying program known as quantitative easing (QE3). Foreign investors recorded a net sell of IDR 38 billion (USD $3.3 million). The other indices in Asia were mixed. The Hang Seng and Nikkei were up but the Shanghai Composite was down.

    Lanjut baca ›

  • Adanya Pengurangan Pembelian Obligasi AS Menjatuhkan Saham Asia

    IHSG masih dalam laju pelemahannya setelah pelaku pasar turut merespon negatif hasil rapat FOMC yang mensinyalkan akan adanya pengurangan pembelian obligasi AS dalam beberapa bulan ke depan dan terimbas pelemahan laju bursa saham Asia setelah rilis pre-HSBC manufacturing PMI China menunjukkan adanya penurunan. IHSG yang sedang mencoba untuk keluar dari tren pelemahan menjadi berkurang peluangnya dengan maraknya sentimen-sentimen negatif sehingga memicu adanya aksi jual, termasuk laju nilai tukar Rupiah yang masih betah dalam tren penurunannya membuat pelaku pasar semakin kehilangan mood.

    Lanjut baca ›

  • Downgrade Ekonomi Dunia oleh OECD Berdampak pada Pasar Saham Asia

    OECD Growth Downgrade Results in Falling Asian Stock Markets

    Tampaknya laju IHSG tidak sebaik sehari sebelumnya dimana mampu menguat jelang akhir sesi perdagangan. IHSG sedari awal perdagangan terus melaju melemah setelah terimbas penurunan bursa saham Asia. Seperti yang pernah kami katakan dimana setiap adanya kenaikan akan selalu dimanfaatkan untuk aksi jual sehingga penguatan yang sempat terjadi hanya bersifat terbatas dan tidak dapat bertahan lama.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Melemah 0.57% dan IHSG Melaju 1.34% pada Hari Senin

    Positifnya laju bursa saham Asia sepanjang sesi yang terimbas dari menghijaunya bursa saham AS dan Eropa di akhir pekan kemarin dan adanya spekulasi Pemerintah China akan melakukan reformasi ekonomi untuk menopang pertumbuhan negaranya dan berita positif dari tetapnya rating BBB- peringkat utang Indonesia oleh Fitch Rating memberikan angin segar pada IHSG pada hari Senin (18/11).

    Lanjut baca ›

  • Unable to Continue Rebound; Indonesia's Stock Index Falls 0.73%

    Indonesia's benchmark stock index (IHSG) was not able to continue its rebound. On Friday (15/11), the IHSG fell 0.73 percent to 4,335.45 points amid widespread profit taking. Foreign investors recorded net selling of IDR 193 billion (USD $16.9 million) on today's trading day. Moreover, investors are concerned about the impact of the higher interest rate of the central bank (7.50 percent), particularly on the property and banking sectors in the fourth quarter of 2013.

    Lanjut baca ›

  • Pesimisme Mewarnai Pasar Indonesia: IHSG Terjun 1.80% pada Rabu

    Seperti yang kami sampaikan sebelumnya dimana pelemahan terbatas akan sulit tercapai dengan negatifnya sentimen yang justru datang dari dalam negeri. Aksi jual masih dimungkinkan akan berlanjut dan akan berpengaruh pada masih melemahnya IHSG. Laju IHSG bukannya membaik, justru semakin anjlok. Tampaknya pelaku pasar, terutama asing, memanfaatkan rilis kenaikan BI rate tersebut untuk jor-joran melakukan aksi jual. Rilis kenaikan BI rate tersebut tampak menjadi pembenaran dilakukannya aksi jual besarbesaran tersebut.

    Lanjut baca ›

  • Kenaikan BI Rate Berdampak pada Kinerja Rupiah dan IHSG

    Kenaikan BI Rate Berdampak pada Rupiah dan IHSG

    Laju IHSG yang awalnya hanya melemah tipis dan mencoba untuk rebound, jelang sore hari berubah menjadi pelemahan setelah dipersuram oleh hasil RDG BI yang menaikkan BI rate dari level 7,25 persen menjadi 7,5 persen. Kenaikan BI rate ini tentunya dipersepsikan bahwa kondisi makroekonomi Indonesia yang belum akan membaik dan terutama timbul juga penilaian bahwa masih akan tingginya inflasi hingga akhir tahun.

    Lanjut baca ›

  • Ahead of the Bank Indonesia Meeting Jakarta Composite Index Falls 0.78%

    The Jakarta Composite index (Indonesia's benchmark stock index or IHSG) fell on Monday (11/11) amid mixed Asian markets. Not even positive finishes on Wall Street last Friday (08/11) were able to support the IHSG. Most investors seem to be waiting for results of Bank Indonesia's Board of Governor's Meeting which is scheduled for Tuesday (12/11). This meeting will provide answers about the central bank's view of the domestic economy and whether it thinks another adjustement of the BI rate is necessary.

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag