Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Indonesia Stock Exchange

  • Indonesia’s Higher Import Duties Create Additional Pressure on Stocks

    Indonesia’s decision to raise import tariffs for food, cars, clothes as well as various other consumer goods put additional downward pressure on Indonesian stocks on the last trading day of the week (24/07). Those listed companies (retailers) that rely on imported goods saw their shares tumble as a consequence of the higher import tariffs. The Indonesian Finance Ministry raised import duties for consumer goods between 10 and 150 percent (depending on product) in a bid to boost the country’s consumer goods industry and curtail imports.

    Lanjut baca ›

  • Stock Market & Rupiah Update Indonesia: Slipping & Sliding on Friday

    It is expected to be another difficult day for Indonesian stocks and the rupiah as there are few to none positive market sentiments that can support these assets on today’s trading day. Wall Street closed lower on Thursday (23/07) for the third consecutive day on disappointing financial results of several big companies, dragging down indices in the East. Commodity indices continue to fall (oil returning to bear market on resilient US output and rising OPEC supply). Meanwhile, sharp rupiah depreciation makes investors nervous.

    Lanjut baca ›

  • Pasar Saham & Finansial Indonesia Dibuka Kembali Setelah Libur Idul Fitri

    Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimulai kembali pada hari Rabu (22/07) setelah libur Idul Fitri selama 4 hari berakhir. Segera setelah dibuka, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,50% karena optimisme para investor mengenai performa terkini yang baik dari pasar saham global setelah Yunani yang terbeban hutang mencapai kesepakatan dengan para koordinator internasionalnya sementara guncangan di saham Republik Rakyat Tiongkok (RRT) memudar.

    Lanjut baca ›

  • Penawaran Saham Perdana Binakarya Jaya Abadi di Bursa Efek Indonesia

    Pada hari Selasa (14/07), perusahaan konstruksi dan pengembang properti Binakarya Jaya Abadi menjadi perusahaan ke-11 yang didaftarkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di 2015. Perusahaan ini menawarkan 150 juta saham, 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dengan harga penawaran Rp 1.000 per saham, mengumpulkan Rp 150 miliar. Kendati sentimen pasar lemah, saham perusahaan ini naik 50% dalam debut perdagangannya di BEI. RHB OSK Securities adalah underwriter untuk IPO ini.

    Lanjut baca ›

  • Saham Indonesia Meningkat karena Yunani; Rupiah Melemah karena Fed Hike

    Sejalan dengan tren global, saham Indonesia terus naik pada Selasa (14/07). Kebanyakan indeks-indeks saham (di seluruh dunia) terus bergerak dalam wilayah hijau setelah Yunani yang dibebani banyak hutang mencapai kesepakatan dengan kreditor internasionalnya - setelah pertemuan darurat selama 17 jam - untuk sebuah paket penghematan yang akan tetap mempertahankan Yunani di dalam zona euro. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah naik 0,60% menjadi 4.923,36 poin pada pukul 11:45 WIB pada hari Selasa.

    Lanjut baca ›

  • Penawaran Saham Perdana Anabatic Technologies di Bursa Efek Indonesia

    Penyedia solusi teknologi informasi Anabatic Technologies, menjadi perusahaan ke-10 yang mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) di 2015. Dengan menjual 375 juta saham, atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam IPO, Anabatic Technologies mengumpulkan Rp 262,5 miliar. Dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) 10% dari saham Anabatic dibeli oleh penyedia solusi teknologi informasi asal Jepang TIS. Melalui kemitraan ini, Anabatic memprediksi akan memperluas bisnisnya di luar Indonesia.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah Down on GDP Growth Concern & China Turmoil

    Indonesian stocks and the rupiah weakened further on Wednesday (08/07) due to the continuing fall of Chinese stocks (raising concerns about global economic growth) and the downward revision of the World Bank and Asian Development Bank (ADB)’s economic growth forecasts for Indonesia in 2015. Furthermore, global uncertainty brought about by the looming Greek exit (Grexit) from the euro continues to plague markets worldwide and makes investors prefer to wait for more certain times.

    Lanjut baca ›

  • Effects of Possible Greek Exit from Euro on Indonesia’s Economy

    Agus Martowardojo, Governor of Indonesia’s central bank (Bank Indonesia), predicts that the current economic turmoil in the Eurozone, caused by the Greek debt crisis, will impact on the stability of developing countries, including Indonesia. Although in terms of both trade and investment there should not be a real impact originating from Greek turmoil, the perception of macroeconomic stability will be somewhat hit on the back of global uncertainty. In line with most markets, Indonesian stocks and the rupiah weakened on Monday (06/07).

    Lanjut baca ›

  • Saham & Rupiah Indonesia Melemah karena Hasil Referendum Yunani

    Seperti yang telah diprediksi saham-saham Indonesia dan juga rupiah melemah pada pembukaan perdagangan di hari Senin pagi (06/07). Performa ini sejalan dengan arah pasar-pasar lain di Asia. Alasan utama di balik performa ini adalah hasil dari referendum Yunani, diadakan pada hari Minggu (05/07), yang menunjukkan bahwa para pemilih Yunani sangat menolak rencana-rencana reformasi yang dituntut oleh para kreditor internasionalnya. Ini secara serius membahayakan masa depan Yunani di zona euro.

    Lanjut baca ›

  • Ancaman Keluarnya Yunani dari Zona Euro: Aset Indonesia Relatif Stabil

    Meskipun Indonesia dianggap sebagai salah satu perekonomian Asia yang sangat rentah terhadap keluarnya Yunani dari zona euro (Greek exit/Grexit), saham dan rupiah Indonesia tidak melemah sebanyak aset-aset pasar negara berkembang lainnya pada hari Senin (29/06), hari perdagangan pertama setelah hancurnya pembicaraan antara Yunani, yang dibebani banyak hutang, dengan para kreditor internasionalnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 0,82% menjadi 4.882,59 poin sementara rupiah melemah 0,24% menjadi Rp 13.339 per dollar AS (Indeks Bloomberg).

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Indonesia Stock Exchange

  • Adanya Pengurangan Pembelian Obligasi AS Menjatuhkan Saham Asia

    IHSG masih dalam laju pelemahannya setelah pelaku pasar turut merespon negatif hasil rapat FOMC yang mensinyalkan akan adanya pengurangan pembelian obligasi AS dalam beberapa bulan ke depan dan terimbas pelemahan laju bursa saham Asia setelah rilis pre-HSBC manufacturing PMI China menunjukkan adanya penurunan. IHSG yang sedang mencoba untuk keluar dari tren pelemahan menjadi berkurang peluangnya dengan maraknya sentimen-sentimen negatif sehingga memicu adanya aksi jual, termasuk laju nilai tukar Rupiah yang masih betah dalam tren penurunannya membuat pelaku pasar semakin kehilangan mood.

    Lanjut baca ›

  • FOMC: Tapering of Quantitative Easing Might Start Sooner than Expected

    The Federal Reserve, central banking system of the United States, expects that the current economic recovery of the USA is set to continue. In the minutes of the latest Federal Open Market Committee (FOMC) meeting, held at end-October 2013, it is mentioned that within the next few months the Federal Reserve can start winding down its monthly USD $85 billion stimulus program (known as quantitative easing). The next FOMC meeting, which will shed more light on the future of the bond-buying program, is scheduled for December 2013.

    Lanjut baca ›

  • Downgrade Ekonomi Dunia oleh OECD Berdampak pada Pasar Saham Asia

    OECD Growth Downgrade Results in Falling Asian Stock Markets

    Tampaknya laju IHSG tidak sebaik sehari sebelumnya dimana mampu menguat jelang akhir sesi perdagangan. IHSG sedari awal perdagangan terus melaju melemah setelah terimbas penurunan bursa saham Asia. Seperti yang pernah kami katakan dimana setiap adanya kenaikan akan selalu dimanfaatkan untuk aksi jual sehingga penguatan yang sempat terjadi hanya bersifat terbatas dan tidak dapat bertahan lama.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Melemah 0.57% dan IHSG Melaju 1.34% pada Hari Senin

    Positifnya laju bursa saham Asia sepanjang sesi yang terimbas dari menghijaunya bursa saham AS dan Eropa di akhir pekan kemarin dan adanya spekulasi Pemerintah China akan melakukan reformasi ekonomi untuk menopang pertumbuhan negaranya dan berita positif dari tetapnya rating BBB- peringkat utang Indonesia oleh Fitch Rating memberikan angin segar pada IHSG pada hari Senin (18/11).

    Lanjut baca ›

  • Financial Results Indonesian Companies Quarter III-2013

    Indonesia Investments presents a selection of corporate earnings reports (third quarter 2013) of Indonesian companies that are listed on the Indonesia Stock Exchange, categorized by sector: (1) agriculture & mining, (2) basic industry and chemicals, (3) miscellaneous industry, (4) consumer goods, (5) property and real estate, (6) infrastructure, utilities and transportation, (7) finance, and (8) trade, services and investment. The tables display both net profit (loss) and revenues over the first nine months of 2013, together with year-on-year (yoy) growth.

    Lanjut baca ›

  • Unable to Continue Rebound; Indonesia's Stock Index Falls 0.73%

    Indonesia's benchmark stock index (IHSG) was not able to continue its rebound. On Friday (15/11), the IHSG fell 0.73 percent to 4,335.45 points amid widespread profit taking. Foreign investors recorded net selling of IDR 193 billion (USD $16.9 million) on today's trading day. Moreover, investors are concerned about the impact of the higher interest rate of the central bank (7.50 percent), particularly on the property and banking sectors in the fourth quarter of 2013.

    Lanjut baca ›

  • Pesimisme Mewarnai Pasar Indonesia: IHSG Terjun 1.80% pada Rabu

    Seperti yang kami sampaikan sebelumnya dimana pelemahan terbatas akan sulit tercapai dengan negatifnya sentimen yang justru datang dari dalam negeri. Aksi jual masih dimungkinkan akan berlanjut dan akan berpengaruh pada masih melemahnya IHSG. Laju IHSG bukannya membaik, justru semakin anjlok. Tampaknya pelaku pasar, terutama asing, memanfaatkan rilis kenaikan BI rate tersebut untuk jor-joran melakukan aksi jual. Rilis kenaikan BI rate tersebut tampak menjadi pembenaran dilakukannya aksi jual besarbesaran tersebut.

    Lanjut baca ›

  • Market Update: IPOs on the Indonesia Stock Exchange in 2013

    Five more new public listings are expected on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the remainder of 2013 despite the current less rosy macroeconomic environment in Indonesia. The companies that are expected to conduct their initial public offering (IPO) are Indomobil Multi Jasa, Dwi Aneka Jaya Kemasindo, Blue Bird, Soechi Lines, and Sawit Sumbermas Sarana. So far this year, 26 Indonesian companies went public on the IDX. At the start of the year, the IDX targeted for at least 30 new listings in 2013.

    Lanjut baca ›

  • Ahead of the Bank Indonesia Meeting Jakarta Composite Index Falls 0.78%

    The Jakarta Composite index (Indonesia's benchmark stock index or IHSG) fell on Monday (11/11) amid mixed Asian markets. Not even positive finishes on Wall Street last Friday (08/11) were able to support the IHSG. Most investors seem to be waiting for results of Bank Indonesia's Board of Governor's Meeting which is scheduled for Tuesday (12/11). This meeting will provide answers about the central bank's view of the domestic economy and whether it thinks another adjustement of the BI rate is necessary.

    Lanjut baca ›

  • Jakarta Composite Index (IHSG) and Rupiah Advance on Thursday

    Contrary to most Asian indices, Indonesia's Jakarta Composite Index (IHSG) managed to post a gain on Thursday (07/11). The IHSG seemed to follow the upward movement of Wall Street on the previous day (06/11) after a number of Federal Reserve officials stated to support the continuation of the Fed's monthly USD $85 billion bond-buying program (quantitative easing). Despite continued foreign net selling, the IHSG index rose 0.82 percent to 4,486.11 points as domestic purchases offset foreign selling.

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag