Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Jakarta Composite Index

  • Berlawanan dengan Tren Asia, Saham Indonesia & Rupiah Rebound

    Meskipun kebanyakan pasar saham di Asia masih di wilayah merah, melanjutkan penurunan pada hari Senin, saham Indonesia dan rupiah berhasil melambung pada Selasa (5/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,70% menjadi 4.557,82 poin. Sementara itu, rupiah Indonesia naik 0,37% menjadi Rp 13.892 per dollar Amerika Serikat (Bloomberg Dollar Index). Apa yang terjadi pada perdagangan hari ini dan mengapa ada perbedaan antara aset Indonesia dan tren Asian secara umum?

    Lanjut baca ›

  • Mengapa Saham dan Rupiah Indonesia Melemah Hari Ini?

    Berlawan dengan harapan, saham Indonesia dan rupiah memiliki awal yang lemah di tahun yang baru. Pada hari Senin (4/1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,46% menjadi 4.525,92 poin, sementara rupiah terdepresiasi 0,82% menjadi Rp 13.943 per dollar Amerika Serikat (Bloomberg Dollar Index). Kinerja saham Indonesia ini sejalan dengan kinerja saham di seluruh dunia. Perdagangan saham Republik Rakyat Tiongkok (RRT) bahkan dihentikan dua kali karena indeksnya merosot. Apa yang terjadi hari ini?

    Lanjut baca ›

  • Pasar Saham Indonesia: Prognosis Indeks Harga Saham Gabungan Bulan Januari

    Tahun lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 12,13% sehingga berakhir pada 4,593.01 poin pada 30 Desember 2015 di tengah ketidakpastian global yang parah akibat ancaman pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) dan perlambatan ekonomi yang besar dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hari ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memasuki hari perdagangan pertamanya di tahun baru. Apa yang kita harapkan dari kinerja saham Indonesia di Januari 2016?

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Investments Menerbitkan Newsletter Edisi 3 Januari 2016

    Pada tanggal 3 Januari 2016, Indonesia Investments merilis edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, yang dikirim ke pelanggan kami sekali seminggu, berisi berita yang paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami selama tujuh hari terakhir. Sebagian besar topik mencakup masalah ekonomi seperti gambaran kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2015, pilihan-pilihan saham terbaik di tahun 2016, program biodiesel di Indonesia, sektor perikanan dan perbankan, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Pasar Saham Indonesia: Apa Saham Unggulan pada tahun 2016?

    Meskipun tantangan tetap ada, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan naik pada tahun 2016, melebihi level 5.000 poin. Tahun lalu IHSG turun 12,13% menjadi ditutup pada 4.593,01 poin. Khususnya untuk sektor infrastruktur, perbankan, konsumsi, semen, properti dan konstruksi di Indonesia diprediksi akan memiliki kinerja yang baik tahun ini karena percepatan pertumbuhan ekonomi domestik yang didukung oleh pengeluaran pemerintah dan paket stimulus ekonomi baru-baru ini.

    Lanjut baca ›

  • Pasar Saham Indonesia: Kinerja IHSG pada Tahun 2015

    Hari perdagangan terakhir tahun 2015 di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah berlalu dan sekarang saatnya untuk melihat kembali kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah selama tahun 2015. Tahun 2015 merupakan tahun yang hektik, ditandai dengan volatilitas tinggi karena ketidakpastian tentang waktu kenaikan tingkat suku bunga AS (yang akhirnya diputuskan oleh Federal Reserve pada bulan Desember 2015) dan perlambatan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

    Lanjut baca ›

  • Indeks Harga Saham Gabungan Jatuh, Rupiah Menguat

    Indeks-indeks saham di Asia Tenggara jatuh pada hari Jumat (18/12), dipimpin oleh indeks-indeks acuan di Thailand dan Indonesia. Pasar-pasar Asia ini mengikuti koreksi global yang terjadi setelah investor mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi dari kenaikan suku bunga Federal Reserve. Saham-saham di Amerika Serikat (AS) dan Eropa turun pada hari Kamis dan hari Jumat, sementara harga minyak dan komoditi-komoditi lainnya terus menurun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia turun 1,92 persen menjadi 4,468.65 poin.

    Lanjut baca ›

  • Saham & Rupiah Indonesia: Aliran Modal Keluar Setelah Reli Kelegaan Pasar

    Setelah reli kuat pada hari Kamis (merespon positif terhadap pengumuman Federal Reserve untuk menaikkan Fed Fund Rate), aset-aset Indonesia melemah pada hari Jumat (18/12) sementara kebanyakan pasar Asia turun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,20% menjadi 4.501,34 poin pada pukul 09:45 WIB, sementara rupiah telah melemah 0,22% menjadi Rp 14.040 per dollar Amerika Serikat (Bloomberg Dollar Index). Karena itu, saham-saham Indonesia mengikuti contoh saham-saham Amerika Serikat (AS) yang jatuh semalam.

    Lanjut baca ›

  • Saham & Rupiah Indonesia Menguat setelah Kenaikan Suku Bunga Amerika Serikat

    Saham dan rupiah Indonesia merespon sangat positif terhadap keputusan Federal Reserve Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan Fed Fund Rate yang menjadi acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (16/12). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,62% menjadi 4.555,96 poin, sementara rupiah menguat 0,44% menjadi Rp 14.009 per dollar AS. Tidak hanya saham di Indonesia tetapi saham global juga sangat naik pada akhir dari ketidakpastian yang berkelanjutan mengenai waktu kenaikan suku bunga AS.

    Lanjut baca ›

  • Bagaimana Saham & Mata Uang Asia Bereaksi pada Kenaikan Suku Bunga Federal Reserve?

    Federal Reserve Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan untuk menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan di bulan Desember (15-16 Desember) karena perbaikan yang signifikan pada kondisi pasar tenaga kerja AS (tingkat pengangguran di AS telah jatuh menjadi 5%) dan inflasi AS diproyeksikan untuk mencapai target the Fed sebesar 2% pada jangka waktu menengah. Setelah pengumuman ini saham AS melonjak. Pasar negara-negara berkembang tidak mengalami capital outflows besar-besaran setelah kenaikan ini. Indeks-indeks saham di Asia menguat tajam pada hari Kamis pagi (17/12).

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Jakarta Composite Index

  • Indonesian Stocks Down due to Export Ban, Falling Rupiah & Asian Indices

    Several factors can be mentioned that may explain the fall of the Jakarta Composite Index (Indonesia's benchmark stock index, abbreviated as IHSG) on Monday's trading day (06/01). These include a sell off of mining stocks (which subsequently negatively affected agricultural stocks) because of the approaching implementation of the ban on the export of unprocessed minerals, the continuing depreciating rupiah exchange rate, the impact of falling stock indices across Asia, and the higher price of 12 kilogram-cylinders of liquefied petroleum gas (LPG).

    Lanjut baca ›

  • Jakarta Composite Index Down 1.61% due to China Data and Wall Street

    Jakarta Composite Index Down 1.61% due to China Data and Wall Street

    On Friday (03/01), the benchmark stock index of Indonesia (known as the Jakarta Composite Index or IHSG) ended 1.61 percent down to 4,257.66 points amid a majority of global indices declining after having experienced a short (window dressing-inspired) rally at the end of the year. The IHSG, which was not affected by the window dressing phenomenon, was dragged down after experiencing a four-day rally in the last week of 2013. Positive US employment data were unable to support global indices.

    Lanjut baca ›

  • Despite Unchanged BI Rate, Indonesia's Stock Index and Rupiah Down

    Although Indonesia's benchmark interest rate (BI rate) was kept at the level of 7.5 percent (in line with market expectation) today (12/12), it was not able to support the country's stock index. Indonesia's IHSG index fell 1.39 percent to 4,212.22 points. The index was negatively impacted by Asian stock indices that were down due to concerns about the looming end of the Federal Reserve's quantitative easing program. This made investors' positive reaction to the BI rate of temporary nature. Weak openings in Europe increased downward pressure.

    Lanjut baca ›

  • Business as Usual in Indonesia: a Day of Gain is Followed by a Day of Loss

    Business as Usual: a Day of Gain is Followed by a Day of Loss

    One of the main problems of Indonesia's benchmark stock index (IHSG) is the profit taking that immediately happens after a day of strong growth. On Wednesday (11/12), the IHSG index was plagued by profit taking since the start of the first trading session. Moreover, the index was impacted by mostly falling Asian stock indices as well as the Indonesia rupiah exchange rate which went above the IDR 12,000 per US dollar level again. The only support the IHSG received was just before its closing when European indices opened up.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Stock Index Up but Rupiah Exchange Rate Down on Tuesday

    Indonesia's benchmark stock index (the Jakarta Composite Index or IHSG) continued yesterday's rise on today's trading day (10/12), supported by indices on Wall Street that climbed due to the lower VIX index (Chicago Board Options Exchange Market Volatility Index) although Asia's stock indices were mixed, while the Indonesia rupiah exchange rate continued its decline. Indonesia's manufacturing stocks were up along with consumer, automotive and processed foods stocks.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's Benchmark Stock Index Up on US and China Economic Data

    Asia's stock indices were up after various US economic data (including non-farm payrolls and consumer confidence) were better than expected, including Indonesia's benchmark stock index (also known as the Jakarta Composite index or IHSG). The index climbed 0.80 percent to 4,214.34 points on Monday (09/12). Supported by foreign net buying, almost all sectoral indices of the IHSG were up. The economic policy package that was released by the Ministry of Economy this afternoon also provided support for the index and the rupiah.

    Lanjut baca ›

  • Jakarta Composite Index (IHSG) Down Amid Falling Asian Markets

    Falling stock indices on Wall Street on Wednesday (04/12) impacted on Asia the following day resulting in the majority of Asian indices being down on Thursday's trading day (05/12), including the benchmark stock index of Indonesia (IHSG). Besides the impact of Wall Street, Asian stock markets are also vulnerable to ongoing concern about the future of the Federal Reserve's quantitative easing program. In the case of Indonesia, negative market sentiments are intensified by the continued depreciation of the rupiah exchange rate.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's Jakarta Composite Index (IHSG) and Rupiah Continue Decline

    Indonesia's Jakarta Composite Index (IHSG) and Rupiah Continue Decline

    The continued presence of negative market sentiments made it impossible for Indonesia's Jakarta Composite Index (IHSG) to rebound. The looming end of the FED's quantitative easing program - which may be wound down sooner than expected - is a big cause for concern. The depreciating Indonesia rupiah exchange rate intensifies these concerns, particularly regarding companies that have exposure to volatile US dollar movements. Furthermore, investors are waiting for further US economic data as well as for Bank Indonesia's next meeting.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Stock Market News: Back to Reality as IHSG Falls 0.77%

    Apparently positive market sentiments brought on by the macroeconomic data released on Monday (02/12) did not last long. Yesterday, Indonesia's benchmark stock index (IHSG) was lifted by the October 2013 trade surplus and limited November inflation. However, investors are now back to reality and prefer to wait for results of Bank Indonesia's Board of Governor's meeting (12/12) and the Federal Reserve's FOMC meeting (17-18/12). The former will inform about Indonesia's interest rate, the latter about the future of quantitative easing.

    Lanjut baca ›

  • Jakarta Composite Index Ends on a Positive Note Despite Uncertainty

    The Jakarta Composite Index (Indonesia's benchmark stock index which is also known as the IHSG) gained 0.53 percent on Friday (29/11) and ended on 4,256.43 points. Today's trading day was relatively quiet with a transaction value of only IDR 3.30 trillion (USD $276.50 million). Foreign net buying of Indonesian shares supported the IHSG index to end this month's last trading day on a positive note. Sectors that performed well were agriculture (+2.18 percent), construction (+1.27 percent), and mining (+0.99 percent).

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag